MSS NEWS – Supriatna (44), yang juga dikenal dengan nama Mang Uprit, adalah seorang petani bunga edelweis rawa. Ia mengamuk secara tidak wajar ketika komunitas sepeda trail merusak sebagian hasil panennya dalam sebuah acara di Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Kemarahannya itu sempat dia luapkan melalui rekaman video yang kemudian berujung viral di media sosial.
Mang Uprit mengaku kesal lantaran tanaman yang dibudidaya dirinya sejak dua tahun silam hancur begitu saja oleh komunitas motor tersebut.
“Untuk kondisi sangat lumayan, bagi perasaan saya itu mengerikan lah yang udah saya tanam ternyata pas udah saya lihat hancur,” ujar Mang Uprit, seperti dikutip detikJabar, Kamis (9/3).
Mang Uprit mengatakan saat kegiatan motor trail berlangsung dirinya berjaga di lokasi hingga pukul 12.00 WIB. Ia kemudian memutuskan untuk kembali ke warungnya lantaran sudah merasa aman.
“Karena saya berpikiran udah aman dan gak ke situ. Ternyata pas sore harinya itu udah ancur di situ lagi saya meluapkan emosi spontanitas,” katanya.
Mang Uprit menyebut warga sekitar sebenarnya resah dengan acara komunitas motor trail itu. Ia menduga tak ada kesiapan dari panitia dalam mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan.
“Sebenarnya event, warga merasa resah, karena mungkin kurang kesigapan panitia atau gimana ya atau mungkin minimnya kepanitiaan, saya kurang paham masalah itu. Intinya saya juga tidak mau menjelekkan siapapun, mudah-mudahan jadi gambaran buat kita kita melestarikan alam,” ujarnya.
Bunga Edelweis Telah ditanam Lebih Dua Tahun Lalu
Mang Uprit mengaku telah menanam bunga edelweis rawa seluas 1 hektare lebih dua tahun lalu. Saat itu, ia juga membuka kios tanaman di Ranca Upas.
Menurutnya, bunga edelweis rawa merupakan tanaman langka lantaran hanya ada di Indonesia dan California, Amerika Serikat.
Bahkan, di Indonesia tanaman tersebut hanya ada di dua tempat yakni Ranca Upas dan Danau Ciharus, Kamojang, Garut.
“Memang sangat langka sekali keberadaan bunga itu. Makanya kemarin memang saya akui saya sedikit emosi terpancing suasana dengan kondisi yang rusak seperti itu,” ujar Mang Uprit.
Mang Uprit pun berharap bunga edelweis rawa bisa menjadi tanaman khas Ranca Upas. Sehingga ia begitu giat melakukan penanaman dan perawatan.
“Saya tanam biar mungkin nantinya, bukan hanya cerita, tapi nantinya ini tetap lestari dan mudah-mudahan bisa menjadikan ikon untuk Kampung Cai Ranca Upas ini,” katanya.
Sementara itu, anggota Komunitas Motor Trail Gatett Costem, Rian mengklaim para peserta terpaksa menginjak di sembarang tempat, termasuk lahan yang ditanami edelweis rawa karena jalur yang telah disediakan panitia hancur.
“Betul [menginjak edelweis] karena jalur yang disediakan oleh panitia udah pada hancur dan dalam. Kita sebagai peserta mau enggak mau injak apa yang bisa kita injak,” kata Rian kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/3).
Rian mengaku saat itu menyaksikan kebun kebun milik warga hancur. Menurutnya, panitia tidak ada koordinasi dengan warga. Peserta pun kebingungan hingga akhirnya tak punya pilihan untuk melintasi kebun warga.
“Banyak yang masukkin ke rawa lagi. Banyak yang lewat jalur kebun warga. Jadi banyak peserta yang lewat mana saja agar bisa sampe start lagi. Karena semua peserta kecapean dan kelelahan ga ada logistik. Kehabisan air minum dan makanan,” ujarnya.
Rian mengatakan warga sempat melakukan pemblokiran akibat kekacauan yang ditimbulkan pada acara tersebut. Para peserta akhirnya kesulitan untuk keluar.
Dirut Perum Perhutani Wahyu Kuncoro meminta maaf atas kejadian tersebut. Ia mengklaim akan mengevaluasi acara yang berlangsung di kawasan yang dikelola oleh Perhutani itu.
“Kami terus berkoordinasi dengan tim yang di lapangan terkait kejadian di atas ya, sekaligus kami sampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut,” kata Wahyu kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/3).
“Kami akan tindaklanjuti dengan me-review seluruh prosedur kerja kami apabila akan ada kegiatan serupa di masa mendatang,” lanjutnya.
SUMBER : CNN INDONESIA