MSS News – Gembong Narkoba Terbesar Eropa ditangkap oleh Badan Kerjasama Kepolisian Uni Eropa (Europol) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada Senin (28/11).
Sepertiga dari perdagangan kokain di seluruh Eropa berada di bawah kendali kartel ini. Lebih dari 30 ton kokain ditemukan dalam penggerebekan polisi yang disebut “Desert Light”, yang dilakukan secara internasional.
49 orang ditahan oleh Europol di Belgia, Prancis, Belanda, dan Spanyol. Di pusat kartel di Dubai, enam pengedar narkoba juga ditahan.
“Para gembong, yang dianggap sebagai target bernilai tinggi oleh Europol, bersatu untuk membentuk apa yang dikenal sebagai ‘kartel super’ yang menguasai sekitar sepertiga perdagangan kokain di Eropa,” jelas Europol, dikutip dari AFP, Selasa (29/11).
“Skala impor kokain ke Eropa di bawah kendali dan komando para tersangka sangat besar,” lanjutnya.
Video yang dirilis oleh Europol menunjukkan penangkapan para agen. Beberapa di antaranya berasal dari US Drug Agency (DEA) dan Spanish Civil Guard. Mereka juga menyita mobil mewah dan uang tersembunyi.
Dubai telah menangkap dua tersangka “Eksekutif” yang memiliki hubungan dengan Prancis serta dua lainnya yang memiliki hubungan dengan Spanyol.
Penangkapan ini juga menghasilkan dua tersangka asal Belanda. Salah satunya adalah pria berusia 40 tahun berkewarganegaraan ganda Belanda dan Bosnia, yang disebut oleh media Belanda sebagai Edin J.
Dia diduga membentuk aliansi dengan gembong narkoba Irlandia dan Italia, yang juga telah ditangkap oleh Europol.
Karena dugaan hubungannya dengan Radwan Taghi, bos kejahatan Belanda, Edin menjadi sasaran Drug Enforcement Administration AS. Pria kelahiran Maroko tersebut ditangkap di Dubai pada 2019.
Taghi didakwa dengan pembunuhan dan memimpin organisasi perdagangan kokain yang signifikan dari Amsterdam.
Tersangka lain yang diidentifikasi oleh media sebagai Zuhair B, adalah pria berusia 37 tahun yang memiliki kewarganegaraan ganda di Belanda dan Maroko. Ekstradisi mereka akan dicari oleh jaksa Belanda.
“Salah satu tersangka Belanda sangat penting,” ungkap sumber dari Europol yang tidak menyebutkan namanya.
“Dia sama pentingnya dengan Taghi, kalau tidak lebih penting,” tambahnya.
Juru bicara Europol, Jan Op Gen Oorth, menyebut kartel super tersebut sebagai contoh klasik operasi internasional dari kelompok kejahatan terorganisir yang paling berbahaya.
“[UEA] dulunya tempat yang aman bagi para penjahat, tetapi kali ini mereka sudah berakhir,” kata dia.
“Kami memiliki kerja sama yang sangat baik dengan polisi Dubai sehingga para penjahat harus mencari tempat lain untuk bersembunyi,” sambungnya.
Dua warga negara Belgia-Maroko berusia 40-an menurut sumber hukum Prancis, juga telah dibekukan oleh polisi.
Mereka diduga telah mengumpulkan kekayaan yang sangat besar dengan mengoperasikan kartel narkoba di Dubai dan menyelundupkan kokain ke Prancis.
Sumber ini juga mengungkapkan penggunaan taktik yang sangat keras oleh Kartel Dubai. Dia mengklaim bahwa pengadilan menyelidiki kebrutalan dan penyiksaan yang dilakukan oleh kelompok bersenjatanya.
Tiga orang yang ditangkap di Prancis pun telah ditempatkan dalam tahanan. Sebab, mereka terjerat tindak kejahatan penculikan dan penyiksaan. Kasus ini terkait seorang anggota gengnya di Antwerpen yang disiksa setelah mencuri sejumlah narkoba.
Penjaga Sipil Spanyol menambahkan, 13 orang telah ditangkap pula di Barcelona, Madrid, dan Malaga. Spanyol pernah berusaha menangkap kepala operasi penyelundupan tersebut.
Tetapi, tersangka berkebangsaan Inggris ini melarikan diri ke Dubai.
Jaringannya mengimpor kokain dari Panama. Pemasok mereka adalah seorang warga Panama yang juga tinggal di Dubai.
Penangkapan juga termasuk tiga pria yang ditahan di Prancis. Sebabnya mereka ditahan setelah terlibat penyiksaan dan penculikan. Hal ini terkait seorang anggota gengnya di Antwerpen menjadi sasaran penyiksaan setelah mencuri sejumlah besar obat-obatan darinya.
Menurut Pengawal Sipil Spanyol, di Barcelona, Madrid, dan Malaga 13 orang tambahan telah ditahan.
Jaksa Belgia mengatakan, penyelidikan terhadap kartel ini mengarah pada penggerebekan di Antwerpen pada Agustus. Media lokal mengabarkan, operasi kala itu menyita EUR 900.000 (Rp 14 miliar).
Otoritas telah menyita 240 ton kokain di seluruh Eropa sepanjang 2021. Penyitaan 30 ton kokain dalam satu operasi terbaru ini lantas diyakini akan mengantarkan dampak mendalam.
Selama operasi dari 8 sampai 19 Oktober, otoritas menangkap sepuluh orang di Belgia, enam di Prancis, dan 13 di Spanyol. Dalam operasi yang sama, 14 orang ditangkap di Belanda pada 2021.
Ini merupakan rangkaian penangkapan Gembong Narkoba Terbesar Eropa setelah polisi meretas telepon terenkripsi canggih yang digunakan jaringan kejahatan terorganisir pada 2021. Sebagian besar kokain datang dari Amerika Serikat melalui pelabuhan di Rotterdam dan Antwerpen.