MSS NEWS – Akibat hujan deras yang menyebabkan banjir di beberapa sentra produksi, harga sayur mayur di Sumatera Utara (Sumut) melonjak naik.
Kacang panjang adalah salah satunya; harganya naik dari Rp 10.000 per kg menjadi Rp 20.000 – Rp 22.000 per kg. Selain itu, ada juga sawi yang dulu harganya antara Rp 7.000 menjadi Rp 15.000 per kg di pedagang eceran.
Selain itu, bayam yang sebelumnya dihargai Rp. 2.500 seikat, kini menjadi Rp. 5.000. Tercatat juga bahwa harga sayuran lain hampir empat kali lipat atau bahkan melampaui harga sebelumnya.
“Curah hujan yang tinggi memicu terjadinya bencana banjir di sejumlah sentra produksi sayur yang menjadi asal muasal utama kenaikan harga komoditas tersebut,” ungkap Ekonom Sumut Gunawan Benjamin, Kamis (15/12).
Selain itu, hujan lebat merusak banyak tanaman sayuran dan mempercepat pembusukan.
“Belum lagi, gangguan distribusinya. Pada dasarnya, kenaikan harga sayur-sayuran lumrah terjadi saat berlangsungnya hari besar keagamaan. Namun, tidak seharusnya terjadi pada saat sekarang ini,” urainya.
Apalagi, Natal dan Tahun Baru 2023 masih beberapa pekan lagi. Namun, curah hujan yang tinggi. Namun, kenaikan sayuran kali ini banyak dipengaruhi oleh tingginya curah hujan yang tinggi ditambah dengan kenaikan biaya input produksi seiring kenaikan harga pupuk dan pestisida.
“Harga biaya input produksi yang naik turut mempengaruhi petani menggunakan lebih sedikit pupuk atau pestisida, sehingga hasil panennya menjadi tidak maksimal. Kalau kenaikan harga sayur sayuran melebihi 100 persen atau dua kali lipat kerap terjadi saat perayaan hari besar itu berlangsung,” terangnya.
Dia mengklaim beberapa sayur mayur mengalami kenaikan harga hingga 200 persen selama liburan Natal, Tahun Baru, dan Idul Fitri. Namun, hal itu wajar terjadi pada hari-H ketika keseimbangan pasar terganggu.
“Namun, untuk kali ini memang situasinya berbeda, sehingga beberapa komoditas sayur-sayuran terpaksa naik meskipun hari-H (Nataru) masih jauh,” bebernya.