Bandung, MSS News — Nilai tukar rupiah terus memburuk diantara negara-negara ASEAN. Diketahui sudah 2,5 tahun terakhir rupiah mengalami penurunan nilai. Jika dibandingkan dengan kawasan ASEAN lainya, Rupiah hanya lebih baik dari Dong Vietnam.
Merujuk data Refinitiv pukul 10: 48 WIB, rupiah bergerak di posisi Rp 15.572/US$1. Nilai rupiah sudah jatuh 0,49% dibandingkan hari sebelumnya. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 16 April 2020 atau 2,5 tahun terakhir, di mana rupiah saat itu menyentuh Rp 15.600/US$.
Di kawasan ASEAN, hanya dolar Singapura dan dolar Brunei yang menguat. Dalam sepekan, dolar Singapura menguat 0,22% sementara dolar Brunei menanjak 0,23%.
Performa rupiah ini sempat menguat saat pertengahan September lalu. Pada awal September, rupiah menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Seperti tertera di investing.com, pada saat itu nilai tukar rupiah di pasar spot mulai naik 0,45% dalam sepekan. Sementara bila dibandingkan 30 hari sebelumnya, nilai tukar rupiah di pasar spot telah menguat 0,67%.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan kondisi rupiah saat ini masih undervalued. Hal ini dipicu oleh faktor sentimen dari flight to quality yang dilakukan investor asing.
“Bukan semata-mata rupiah saja, yen saja, sterlingnya saja. Ini karena investor global akan masuk kepada safe haven, pada saat ketidakpastian sangat tinggi,” ujar Josua dilansir dari Closing Bell CNBC Indonesia TV, dikutip Kamis (20/10/2022).
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah masih tak berdaya melawan dolar AS pada perdagangan Kamis (20/10/2022), kendati BI telah mengerek bunga acuan sebesar 50 bps.
Kenaikan suku bunga acuan The Fed, juga membuat investor memilih memegang dolar.