Kenali Sesar Naik Flores, Sumber Gempa Karangasem Bali!

MSS NEWS – Gempa yang terjadi di Karangasem, Bali, Selasa (13/12), diduga akibat Sesar Naik Flores atau Flores Back Arc Thrust. Seberapa serius risiko yang ditimbulkan oleh patahan ini?

Pukul 17.38 Selasa (13/12) sore di Kabupaten Karangasem Bali, terjadi gempa bermagnitudo 5,1. Sumber gempanya ada di laut pada jarak 1 Km arah timur Kubu, Karangasem, Bali, dengan kedalaman 30 Km. Untungnya, gempa ini tak berpotensi tsunami.

Gempa susulan terbesar dengan magnitudo 4,6 merupakan salah satu dari 21 yang terjadi pada (13/12) pukul 18.30 WIB. Hal itu disampaikan oleh data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Menurut BMKG Daryono, gempa ini merupakan. “Jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores atau Flores Back Arc Thrust.” Hal itu berdasarkan jenis dan mekanisme, letak pusat gempa, dan kedalaman hiposenter.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.” Dia berkata, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Apa itu Sesar Naik Flores?

Amien Widodo, Dosen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), mengatakan Flores Back Arc Thrust merupakan naik busur belakang yang memanjang di dalam laut dari utara Pulau Flores hingga Laut Utara Lombok.

“Pusat gempa yang terjadi di daratan Lombok itu adalah proyeksi vertikal dari sebuah titik di kedalaman bumi atau hiposenter.” Dia berujar, dikutip dari situs ITS.

Menurut Amien, sesar naik Flores itu tidak hanya berada di satu tempat, tapi juga di beberapa tempat yang berbeda dalam waktu yang berbeda pula.

“Oleh karena itu, gempa susulannya terjadi berulang-ulang.” Amien berkata, yang juga menjabat Kepala Laboratorium Geofisika Teknik dan Lingkungan, Departemen Teknik Geofisika ITS, itu.

Awang Harun Satyna, Geolog dari Departemen Teknik Geofisika ITS, mengungkapkan dalam paparan di laman ITS bahwa Sesar Naik Flores merupakan kerak transisi yang tertekan oleh Samudera Sundaland-Banda.

Sesar Naik Flores Lebih Aktif dari Megathrust

Dibandingkan gempa megathrust di sisi selatan, sesar ini lebih aktif menimbulkan gempa di utara Bali hingga Flores.

Dia mengklaim bahwa Bali dan Nusa Tenggara berada di bawah tekanan kuat dari patahan naik Flores, yang menyebabkan banyak gempa kuat.

Sementara, lanjut Awang, “Tekanan subduksi lempeng Indo-Australia yang menukik lebih lemah, sehingga gempa kuat di zona megathrust sangat jarang bahkan tidak ada.”

Pemantauan seismik Kota Denpasar 2008 hingga 2019 menjadi bukti. Wilayah Bali utara lebih aktif dalam hal aktivitas gempa dangkal atau shallow crustal earthquake. Semakin ke selatan, aktivitas gempa semakin jarang untuk gempa sejenis.

Leave a Reply

%d bloggers like this: