MSS NEWS – Semua ini bermula pada pertemuan di San Jase, California, akhir Maret 2022 lalu. Saat itu Elon baru menjadi pemegang saham terbesar di Twitter dan memiliki niat untuk bergabung menjadi anggota dewan direksi Twitter.
Elon Musk pada 4 April mengungkapkan memiliki hampir 73,5 juta saham Twitter pada 14 Maret. Pembelian itu setara dengan 9,2% saham twitter, menjadikannya pemegang saham individual terbesar perusahaan.
Pada bulan berikutnya, Musk tampak senang menduduki posisi dewan direksi di Twitter dilihat dari cuitan yang ia buat.
“Saya senang berbagi bahwa kami menunjuk @elonmusk ke dewan kami,” kata CEO Twitter Parag Agrawal dalam sebuah tweet.
“Dia sangat percaya dan kritis terhadap layanan yang kami butuhkan di @Twitter, dan di ruang rapat, untuk membuat kami lebih kuat dalam jangka panjang,” imbuhnya.
Sebagai tanggapan, Musk membalas, “Menantikan untuk bekerja dengan Parag & Twitter untuk membuat peningkatan yang signifikan pada Twitter dalam beberapa bulan mendatang.”
Namun, setelah masuk jajaran dewan direksi di Twitter ia sempat bertentangan dengan CEO Twitter, Parag Agrawal, tentang bagaimana mereka harus membenahi perusahaan ini. Hal ini terungkap dari pesan singkat yang antara keduanya.
Setelahnya, pada 14 April tiba-tiba ia mengumumkan bahwa ia ingin membeli Twitter sepenuhnya.
Ia menawarkan harga sebesar US $44 Miliar atau setara dengan Rp682,3 Triliun pada Twitter.
Sayangnya, niat Musk untuk membeli Twitter tidak disetujui oleh para Dewan Direksi lain. Mereka bahkan memulai membuat peraturan yang bisa mencegah Musk untuk membeli Twitter.
“Kami sangat bersemangat untuk berkolaborasi dan menjelaskan risikonya. Kami juga percaya bahwa adanya Elon sebagai fidusia perusahaan. Tapi sepertinya semua anggota dewan harus bertindak demi kepentingan terbaik perusahaan dan semua pemegang saham kami adalah jalan terbaik dalam keputusan ke depan,” kata Agrawal, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (11/4/2022).
Tetapi kemudian, terjadi perubahan sikap para petinggi Twitter.
Setelah melalui pertimbangan dan diskusi, Twitter menyetujui akuisisi Elon terhadap Twitter. Akuisisi Twitter oleh Elon Musk ini di umumkan pada 25 April 2022.
Dalam proses untuk menuju kesepakatan final, disinilah mulai terjadi konflik antara Twitter dan Elon Musk. Setelah kesepakatan akuisisi terjalin Industri teknologi saat itu mengalami penurunan ekonomi.
Banyak perusahaan yang mengalami anjlok saham, dan tentu saja Twitter juga terdampak. Harga saham Twitter jatuh 8,1 persen pada penutupan perdagangan Wall Street, Senin (16/5/2022) waktu setempat (Selasa WIB). Saham Twitter ditutup pada level 37,39 dollar AS, atau turun dibandingkan pada penutupan pada 1 April 2022, di level 39,31 dollar AS.
Para pakar ekonomi berpendapat, apakah uang yang di bayarkan Elon Musk tidak terlalu mahal untuk mengakuisisi Twitter?
Setelahnya, Elon mulai membuat cuitan-cuitan yang berisi kritikan terhadap Twitter secara terbuka.
Dia berulang kali meminta data pengguna akun aktif kepada para eksekutif Twitter.
Sayangnya, data yang diberikan Twitter membuat Musk merasa tidak begitu baik. Dalam satu hari, hanya 5 % pengguna aktif di Twitter, sedangkan sisanya adalah bot.
Hal ini di perlihatkan Musk dengan menanggapi utas panjang Agrawal, yang menjelaskan bagaimana Twitter mencapai angka itu, dengan emoji kotoran.
Lebih lanjut, Musk menuduh Twitter melakukan penipuan dan berkata bahwa pengguna Twitter lebih banyak bot di banding pengguna asli.
Serangkaian kritikan ini berakibat buruk pada perusahaan berlogo burung biru ini. Kritikan ini membuat pendapatan Twitter menurun dikarenakan kecurigaan para pemasang iklan yang bertanya-tanya, apakah iklan yang mereka tampilkan pada pengguna sungguhan atau bot.
Dan seperti yang bisa kita duga, kesepakatan akuisisi yang bahkan belum mencapai finalnya ini menjadi berantakan. Pada 8 Juli, Musk mengatakan ingin membatalkan akuisisi Twitter.
Twitter tidak menerima keputusan sepihak tersebut dan berlanjut pada persoalan hukum.
Seperti yang kita ketahui, Twitter melakukan gugatan pada Musk tanggal 17 Oktober di Pengadilan Delaware dengan tujuan untuk memutuskan apakah Musk harus tetap membeli perusahaan itu.
Namun, Ketika para jurnalis, majelis hakim dan masyarakat bersiap untuk mengikuti persidangan, sikap mengejutkan datang dari Musk, yang mana bukan hal yang aneh.
Entah bagaimana, setelah melontarkan banyak tuduhan terhadap Twitter, Musk tiba-tiba mengumumkan bahwa kesepakatan itu kembali berlaku.
“Membeli Twitter adalah akselerasi untuk membuat X, aplikasi segalanya,” cuitnya.
Pengacara Musk mengatakan bahwa Twitter “tidak akan menerima ‘ya’ sebagai jawaban”.
Pada Jumat (28/10), Ross Gerber, yang merupakan salah satu investor Twitter sekaligus kepala eksekutif Gerber Kawasaki Investments di California, mengonfirmasi kepada BBC bahwa Elon Musk telah menyelesaikan pengambilalihan Twitter senilai US$44 miliar.”Saya pikir pengadilan mendorongnya melewati batas,” kata Gerber.
Dalam hal ini, Twitter tampak mengambil langkah yang lebih hati-hati dengan tidak banyak bereaksi terhadap pengumuman Elon Musk, mengingat serangkaian kejadian sebelumnya.
“Terus terang, ini telah menjadi semacam bencana sejak awal. Tentu saja dimulai dengan mendekati Twitter secara sangat agresif dan benar-benar memaksa Twitter ke meja [perundingan] … kemudian menjadi gusar dan bertengkar di depan publik mengenai sesuatu yang bagi saya adalah topik yang sudah sangat diketahui,” tambahnya. Setelah Elon Musk mengambil alih Twitter, CEO Parag Agrawal dan Kepala Keuangan Ned Segal tidak lagi bersama perusahaan itu, menurut laporan media AS.