Kronologi Mobil Jatuh ke Laut di Pelabuhan Merak Banten

MSS NEWS – Pada Jumat, 24 Desember, menjelang larut malam, sebuah minibus Daihatsu jatuh ke laut saat akan menaiki kapal Ferry Shalem di Dermaga 2 Pelabuhan Merak, Banten.

Kronologi Peristiwa

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, menurut Kabid Humas Polda Banten Kombes Shinto Silitonga. Dia mengklaim, sesuai dengan penyelidikan awal, tragedi itu terjadi akibat kelalaian penjaga gerbang Ferry Shalem.

“Saat itu kendaraan hendak masuk kapal Fery, tetapi pintu yang menjadi jembatan mobil masuk kapal terjatuh. Ada kelalaian penjaga rem pintu kapal,” ujar Silitonga kepada wartawan di Dermaga 2 Pelabuhan Merak.

Baca Juga :
Dishub Jabar Dirikan 283 Posko Selama Nataru

Ia mengaku saat mobil akan menaiki Ferry Shalem, tali di kapal melebar sehingga side rem terlepas dari kapal.

“Saat itu kendaraan hendak masuk kapal Fery, tetapi pintu yang menjadi jembatan mobil masuk kapal terjatuh. Ada kelalaian penjaga rem pintu kapal,” ujar Shinto Silitonga.

Mendengar kabar kecelakaan itu, Basarnas dan rombongan bergegas ke TKP, hal itu disampaikan oleh anggota Ditpolairud Polda Banten Hasanudin.

“Jadi awal mula kita mendapatkan laporan dari kapal atau pospam kita. Setelah mendapatkan informasi kita langsung bergerak ke TKP dengan anggota pam yang lainnya beserta anggota Basarnas,” kata Hasanudin kepada wartawan.

Baca Juga:
Wanita telanjang di Sidoarjo tewas usai Open BO, barang berharga hilang

Selain itu, yang jatuh ke air dan terjebak di dalam mobil adalah sepasang suami istri yang juga penumpang. Penyelamatan langsung dilakukan oleh dua petugas Basarnas dan empat petugas kepolisian.

Upaya Penyelamatan Terhadap Korban Mobil Jatuh di Pelabuhan Merak

Saat tiba di TKP dan melihat keberadaan mobil yang masih mengapung di permukaan, Hasanudin mengaku dia dan rekannya langsung terjun ke air.

“Jadi setelah kita sampai di TKP, kita melihat bahwa ada mobil yang tercebur ke laut. Pada saat kita melihat kondisi dengan arus yang lumayan kencang, jadi refleks kita sebagai manusiawi, spontanitas kita langsung turun ke laut untuk menolong korban,” tuturnya.

Baca Juga :
Baper banget! Nino Uya Kuya rilis lagu pertamanya

Peralatan seperti lifejacket, lifebuoy, dan tali dibawa oleh regu penyelamat. Tandu juga telah disediakan oleh tim yang menunggu di lapangan.

Hasanudin menjelaskan, arus yang kuat menjadi salah satu tantangan yang dihadapi tim penyelamatan.

“Pada saat evakuasi kita memang terkendala cuaca, yaitu arus agak kencang sama beban korban yang sangat gemuk, jadi tubuh korban yang sangat gemuk,” ujarnya menceritakan kendala-kendala saat penyelamatan.

Baca Juga :
Kumpulan Ucapan Selamat Natal 2022

Petugas Ditpolairud lain bernama A.Waris mengatakan korban bisa membuka pintu dengan bantuan timnya, sehingga tak perlu memecahkan kaca untuk mengeluarkan para korban dari mobil.

“Kaca tidak dipecahkan, cuman dia bisa membuka pintu karena saking paniknya dia bisa berusaha membuka pintu. Dan lalu disambut sama kita untuk dibantu membuka pintu,” terangnya.

Leave a Reply

%d bloggers like this: