MSS News – Hari Pahlawan kali ini ditandai oleh kepergian seorang putra terbaik dari tatar sunda. Adalah Tjetje Hidayat, sesepuh budayawan dan juga politikus asal Bandung yang menghembuskan napas terakhirnya di usia 89 tahun, tepat pada Rabu, 9 November 2022 pukul 16.45 WIB.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana berterus terang, Kang Tjetje merupakan salah satu tokoh yang sering memberikan pemikiran dan masukan kepadanya.
“Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan diberikan kekuatan,” tutur Yana.
Atas hal tersebut, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku sangat kehilangan dan turut berduka.
“Atas nama Pemerintah Kota Bandung dan pribadi, saya turut berduka. Semoga semua amal ibadahnya diterima Allah SWT,” kata Yana, Rabu 9 November 202
Saat ini, jenazah Tjetje tengah menuju rumah duka di Jl. Sagitarius No.1.
Profil Tjetje Hidayat
Tjetje Hidayat Padmadinata lahir di Kota Bandung pada tanggal 22 Juni 1933. Dia mengenyam pendidikan di PTPG sekarang Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Universitas Padjadjaran jurusan Hukum Internasional.
Tjetje Hidayat dikenal sebagai aktivis dan politikus nasional sejak dari Orde Lama, Orde baru, hingga Reformasi.
Ia terus bersuara untuk meluruskan berbagai ketimpangan kekuasaan. Bahkan, karena sikap tegasnya, ia kerap dijuluki aktivis ‘mahiwal’ (unik, aneh, lain dari yang lain).
Tjetje juga aktif menulis sejak 1960 sebagai sastrawan, kolumnis, dan jurnalis. Tulisannya umumnya terkait dengan komitmennya terhadap masalah kenegaraan dan politik, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional.
Ia dianggap sebagai tokoh pendobrak yang mendahului zamannya. Konsekuensi dari sikapnya itu, sejak 1960 Kang Tjetje mesti merasakan pahit getirnya menjadi tahanan politik karena dituduh sebagai mahasiswa pendukung Gerakan Perdamaian Nasional (GPN).
Kalangan elite Indonesia mengenal Tjetje sebagai pengkaji ilmu politik, politisi multitalenta, sekaligus politikus yang teguh dalam memelihara integritas atas dasar moralitas dan budaya adiluhung.
Atas dasar semua itu, Tjetje pun memperoleh gelar Doktor Honoris Causa bidang politik dari Universitas Pasundan. Sampai memasuki usia senjanya, Tjetje tetap aktif walau tak memiliki jabatan apa pun.
Kepergiannya begitu meninggalkan duka mendalam bagi tanah pasundan. Semoga almarhum Tjetje mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. ***