MSS News – Kasus satu keluarga meninggal dalam satu rumah yang menyedot perhatian publik mulai menemukan titik terang. Polda Metro Jaya melaporkankemajuan kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Keluarga tersebut dilaporkan menjual beberapa barang berharga mereka, termasuk mobil, baru-baru ini.
Sebelumnya, mobil tersebut sempat dicurigai hilang, tapi ternyata korban yang menjual mobil tersebut.
“Jadi sang pemilik rumah menawarkan barang-barang mereka seperti mobil, kendaraan, AC, kulkas blender, hingga TV untuk ditawarkan dijual,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11).
“Kita sudah dapatkan siapa yang beli berapa dijual dan sebagainya. Jadi praduga awal yang menyatakan ada pencurian mobil terus barang-barang yang ada di rumah sementara bisa kita patahkan,” sambungnya.
Selain menjual perabotan elektronik, keluarga ini juga berniat untuk menjual rumahnya. Hal ini terungkap oleh keterangan pegawai koperasi yang mendatangi rumahnya pada tangga 13 Mei lalu untuk survei.
“Pada saat 5 orang datang di seputaran rumah, dua mediator, satu petugas ataupun pegawai koperasi simpan pinjam ini datang ke depan rumah, kemudian sama-sama masuk ke dalam rumah yang menjadi TKP,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11/2022).
Begitu sampai di lokasi Kalideres, Jakarta Barat, petugas pegadaian sudah disambut oleh bau busuk yang menyengat.
Setelah ditanyakan tentang bau busuk tersebut, mereka beralasan bahwa itu karena got yang lupa dibersihkan.
“Saat itu diterima oleh almarhum Budiyanto, begitu buka gerbang langsung teras bau busuk yang luar biasa pada 13 Mei, ditanyakan kepada pihak rumah kok bau seperti ini, dijawab adalah got yang lupa dibersihkan,” ujarnya.
kemudian pegawai koperasi simpan pinjam tersebut meminta kepada Budiyanto untuk dipertemukan kepada Margaretha. Sebab, sertifikat tersebut tercatat atas nama Margaretha.
“Kemudian masuk ke dalam rumah, lalu diminta perlihatkan sertifikatnya, ternyata sertifikat ini atas nama Nyonya Renny Margaretha ibu dari Dian. Ditanyakan Ibu Renny ada di mana, sedang tidur di dalam kamar. Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarkan untuk masuk ke dalam kamar,” ujar Hengki.
“Begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk, menyeruak bau yang lebih busuk lagi,” tutur Hengki.
Hengki mengatakan pegawai koperasi itu curiga karena Renny tidak bangun saat dibangunkan. Tanpa sepengetahuan Dian, petugas koperasi itu menyalakan senter ponselnya untuk mengecek kondisi Renny.
Ternyata Renny sudah terbujur kaku di tempat tidur. Karena terkejut, petugas tersebut sontak mengucap takbir.
“Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat rumah ini, dipegang-pegang ini agak curiga, tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan (pegawai koperasi) teriak takbir, Allahu Akbar, ini sudah mayat di tanggal 13 Mei,” kata Hengki.
“Kemudian langsung keluar yang bersangkutan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai pinjam uang ini, langsung mengajak dua saksi lain segera keluar,” ujarnya.
Pada saat itulah, Hengki mengatakan Budiyanto meminta untuk tak melaporkan hal ini kepada siapapun. Hengki menyayangkan pegawai koperasi itu tidak lapor hal tersebut mengenai peristiwa yang menimpa keluarga di Kalideres ini.